Silakan klik pada pertanyaan untuk melihat jawabannya.
- Apa tujuan umat manusia?
Tujuan utama dan tertinggi manusia ialah memuliakan Allah [a] dan bersukacita di dalam-Nya selama-lamanya [b].
a. 1Kor. 10:31; Rm. 11:36. b.Mzm. 73:25-28.
- Apa pedoman yang Allah berikan supaya kita bisa memuliakan-Nya dan bersukacita di dalam-Nya?
Firman Allah, yang tercantum dalam Kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru [a], adalah pedoman satu-satunya supaya kita bisa memuliakan-Nya dan bersukacita di dalam-Nya [b].
a. 2Tim. 3:16; Ef. 2:20. b. 1Yoh. 1:3-4.
- Apa yang terutama diajarkan oleh Alkitab?
Alkitab terutama mengajarkan apa yang harus dipercayai oleh manusia mengenai Allah [a], dan apa kewajiban yang Allah tuntut dari manusia [b].
a. Kej. 1:1; Yoh. 5:39; 20:31; Rm. 10:17; 2Tim. 3:15. b. Ul. 10:12-13; Yos. 1:8; Mzm. 119:105; Mi. 6:8; 2Tim. 3:16-17.
- Allah itu seperti apa?
Allah itu Roh [a], tak terhingga [b], kekal [c], dan tidak berubah-ubah [d] dalam hakikat-Nya [e], hikmat-Nya [f], kuasa-Nya [g], kekudusan-Nya [h], keadilan-Nya, kebaikan-Nya, dan kebenaran-Nya [i].
a. Yoh. 4:24. b. Ayb. 11:7-9; c. Mzm. 90:2. d. Yak. 1:17. e. Kel. 3:14. f. Mzm. 147:5. g. Why. 4:8. h.Why. 15:4. i. Kel. 34:6.
- Apakah ada lebih dari satu Allah?
Hanya ada satu Allah [a], yaitu Allah yang hidup dan sejati [b].
a. Ul. 6:4; Yes. 44:6; 45:21-22; 1Kor. 8:4-6; b. Yer. 10:10; Yoh. 17:3; 1Tes. 1:9; 1Yoh. 5:20
- Ada berapa pribadi dalam ke-Allahan itu?
Dalam ke-Allahan itu ada tiga pribadi, yaitu Bapa, Anak, dan Roh Kudus [a]. Ketiganya Allah yang esa, sama dalam hal substansi, dan setara dalam hal kuasa dan kemuliaan-Nya [b].
a. Mat. 3:16-17; 28:19; 2Kor. 13:14; 1Ptr. 1:2; b. Mzm.. 45:6; Yoh. 1:1; 17:5; Kis. 5:3-4; Rm. 9:5; Kol. 2:9; Yud. 24-25
- Apa ketetapan-ketetapan (dekrit-dekrit) Allah itu?
Ketetapan-ketetapan (dekrit-dekrit) Allah adalah maksud-Nya yang kekal, sesuai dengan rencana kehendak-Nya. Dengannya, demi kemuliaan-Nya sendiri, telah ditentukan-Nya sebelumnya apa saja yang terjadi [a].
a. Ef. 1:4, 11; Rm. 9:22-23.
- Bagaimana Allah melaksanakan putusan-putusan-Nya?
Allah melaksanakan putusan-putusan-Nya dalam karya-karya penciptaan [a] dan pemeliharaan [b].
a. Why. 4:11 b. Dan. 4:35.
- Apa karya penciptaan?
Karya penciptaan ialah, Allah telah menjadikan segala hal dari yang tiada, oleh firman kekuasaan-Nya, dalam waktu enam hari, dan semuanya itu amat baik [a].
a. Kej. 1; Ibr. 11:3.
- Bagaimana Allah menciptakan manusia?
Allah telah menciptakan manusia, laki-laki dan perempuan, menurut gambar-Nya sendiri, diperlengkali dengan pengetahuan, kebenaran dan kesucian, berkuasa atas seluruh ciptaan [a].
a. Kej. 1:26-28; Kol. 3:10; Ef. 4:24.
- Apa karya-karya pemeliharaan Allah?
Karya-karya pemeliharaan Allah ialah: Allah memelihara [a] dan memerintah seluruh makhluk-Nya dan semua perbuatannya [b] dengan amat kudus [c], hikmat [d], dan kuasa.
a. Ibr. 1:3. b. Mzm. 103:19; Mat. 10:29-31. c. Mzm. 145:17. d. Mzm. 104:24; Yes. 28:29.
- Apa tindakan pemelihraan yang Allah laksanakan terhadap manusia ketika keadaannya masih seperti pada waktu ia diciptakan?
Setelah Allah menciptakan manusia, Dia mengikat perjanjian dengannya, yaitu perjanjian kehidupan, dengan syarat ketaatan sempurna, sambil melarang dia memakan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, disertai ancaman hukuman mati [a].
a. Gal 3:12; b. Kej 2:17.
- Apakah nenek moyang kita yang pertama bertahan dalam keadaan yang seperti pada waktu mereka diciptakan?
Nenek moyang kita yang pertama, yang dibiarkan mengikuti kehendaknya yang bebas, jatuh dan kehilangan kedudukan yang seperti pada waktu mereka diciptakan, karena mereka melakukan dosa [a].
a. Kej. 3:6-8, 13; Pkh. 7:29.
- Apa itu dosa?
Dosa ialah tiadanya kesesuaian dengan hukum Allah, atau pelanggaran hukum itu, dalam hal apa pun [a].
a. 1Yoh. 3:4.
- Apa dosa yang menyebabkan nenek moyang kita yang pertama jatuh dan tidak lagi dalam keadaan yang seperti pada waktu penciptaannya?
Dosa yang menyebabkan nenek moyang kita yang pertama tidak lagi dalam keadaan yang seperti pada waktu mereka diciptakan ialah, mereka makan buah terlarang itu [a].
a. Kej. 3:6, 12.
- Apakah seluruh umat manusia jatuh, ketika Adam melakukan pelanggaran pertama kali?
Perjanjian yang diadakan dengan Adam itu tidak hanya mencakup dia sendiri, tetapi juga keturunannya. Seluruh umat manusia yang merupakan keturunanya karena diperanakkannya dengan cara yang biasa, berdosa di dalam dia dan jatuh bersama dia, yaitu dalam pelanggran yang pertama kali [a].
a. Kej. 2:16-17; Rm. 5:12; 1Kor. 15:21-22.
- Jatuhnya itu membuat umat manusia terjerumus ke dalam kedudukan apa?
Jatuhnya itu membuat umat manusia terjerumus ke dalam kedudukan yang penuh dosa dan kemalangan [a].
a. Rom 5:12.
- Mengapa kedudukan manusia setelah jatuh itu penuh dosa?
Kedudukan manusia setelah jatuh penuh dosa, karena yang ini: manusia bersalah akibat dosa Adam yang pertama; ia kehilangan kebenaran semula; dan seluruh kodratnya rusak. Keadaan itu biasanya disebut dosa asli. Di samping itu juga karena semua pelanggran nyata yang dihasilkan oleh dosa asli itu [a].
a. Rm. 5:12, 19; Rm. 3:10-20; Ef. 2:1-3; Yak. 1:14-15; Mat. 15:19-20.
- Mengapa kedudukan manusia setelah jatuh penuh kemalangan?
Karena jatuhnya mereka, seluruh umat manusia kehilangan persekutuan dengan Allah [a], dan kena murka serta kutuk-Nya [b], sehingga mereka layak menerima segala macam kemalangan selama kehidupan ini, kematian sendiri, dan siksaan neraka untuk selama-lamanya [c].
a. Kej. 3:8, 10, 24, b. Ef. 2:2, 3; Gal. 3:10. c. Rat. 3:39; Rm. 6:23; Mat. 25:41, 46.
- Apakah Allah membiarkan seluruh umat manusia binasa dalam keadaan yang penuh dosa dan kemalangan itu?
Allah, berdasarkan perkenan-Nya semata-mata, dari kekal, memilih beberapa orang agar hidup selama-lamanya [a]. Dengan mereka diikat-Nya perjanjian anugerah, dengan maksud membebaskan mereka dari kedudukan yang penuh dosa dan kemalangan itu, dan membawa mereka masuk ke dalam kedudukan yang penuh keselamatan, melalui seorang Penebus [b].
a. Ef. 1:4. b. Rm. 3:20-22; Gal. 3:21-22.
- Siapakah Penebus orang-orang yang terpilih oleh Allah?
Satu-satunya Penebus orang-orang yang terpilih oleh Allah ialah Tuhan Yesus Kristus [a]. Dia adalah Anak Allah yang kekal, dan telah menjadi manusia [b]. Dengan demikian, Dia adalah dan tetap adalah Allah dan manusia, dengan dua tabiat tersendiri dan satu pribadi, untuk selama-lamanya [c].
a. 1Tim. 2:5-6. b. Yoh. 1:14; Gal. 4:4. c. Rm. 9:5; Luk. 1:35; Kol. 2:9; Ibr. 7:24-25.
- Bagaimana Kristus, yang adalah Anak Allah, menjadi manusia?
Kristus, Anak Allah, menjadi manusia dengan cara mengenakan tubuh yang sejati [a], dan jiwa yang berakal [b]. Dia dikandung oleh kuasa Roh Kudus, dalam kandungan anak dara Maria, dan dilahirkan dari dia [c], namun tanpa dosa [d].
a. Ibr. 2:14, 16; 10:5. b. Mat. 26:38. c. Luk. 1:27, 32, 35, 42; Gal. 4:4. d. Ibr. 4:15; 7:26.
- Apa saja jabatan Kristus selaku Penebus kita?
Kristus, selaku Penebus kita, memegang jabatan Nabi, Imam, dan Raja, baik dalam kerendahan maupun dalam kemuliaan-Nya [a].
a. Kis. 3:21-22; Ibr. 12:25, bersama 2Kor. 13:3; Ibr. 5:5-7;7:25; Mzm. 2:6; Yes. 9:6-7; Mat. 21:5; Mzm. 2:8-11.
- Bagaimana Kristus menjalankan jabatab Nabi?
Kristus menjalankan jabatan Nabi dengan menyatakan kepada kita [a], melalui Firman dan Roh-Nya [b], kehendak Allah berhubungan dengan keselamatan kita [c].
a. Yoh. 1:18; b. 1Ptr. 1:10-12; c. Yoh. 15:10; 20:31.
- Bagaimana Kristus menjalankan jabatan Imam?
Kristus menjalankan jabatan Imam dengan mempersembahkan diri-Nya sebagai kurban untuk memuaskan keadilan ilahi [a] dan mendamaikan kita dengan Allah [b]; serta dengan terus-menerus menjadi Jurusyafaat bagi kita [c].
a. Ibr. 9:14, 28. b. Ibr. 2:17. c. Ibr. 7:24,25.
- Bagaimana Kristus menjalankan jabatab Raja?
Kristus menjalankan jabatan Raja dengan membuat kita takluk kepada diri-Nya [a], memerintah [b] dan membela kita [c], dan dengan mengekang serta mengalahkan semua musuh Dia yang adalah juga musuh kita [d].
a. Kis. 15:14-16. b. Yes. 33:22. c. Yes. 32:1-2. d. 1Kor. 15:25; Mzm. 100.
- Apa yang tercakup dalam kerendahan Kristus?
Apa yang tercakup dalam kerendahan Kristus ialah yang ini. dia lahir, bahkan dalam kedudukan yang hina [a], dibuat takluk pada Hukum Taurat [b], mengalami kemalangan kehidupan ini [c], murka Allah [d], dan kematian di kayu salib, yang terkutuk [e]. Dia dikuburkan [f], dan selama beberapa waktu Dia berada di bawah kuasa maut [g].
a. Luk. 2:7. b. Gal. 4:4. c. Ibr. 12:2-3; Yes. 53:2-3. d. Luk. 22:44; Mat. 27:46. e. Flp. 2:8. f. 1Kor. 15:3-4. g. Kis. 2:24-27, 31.
- Apa yang tercakup dalam ketinggian Kristus?
Dalam ketinggian Kristus tercukup yang ini. Pada hari yang ketiga Dia bangkit lagi dari antara orang mati [a], Dia naik ke surga [b], duduk di sebelah kanan Allah Bapa [c], dan akan datang untuk menghakimi dunia pada hari terakhir[d].
a. 1Kor. 15:4. b. Mrk. 16:19. c. Kis. 17:31. d. Kis. 1:11; 17:31.
- Bagaimana kita diberi bagian dalam penebusan yang diperoleh Kristus?
Kita diberi bagian dalam penebusan yang diperoleh Kristus karena Roh Kudus [a] menjadikannya milik kita dengan ampuh [b].
a. Tit. 3:5-6. b. Yoh. 1:1-12.
- Bagaimana Roh menerapkan penebusan yang diperoleh Kristus itu kepada kita?
Roh menerapkan penebusan yang diperoleh Kristus itu kepada kita dengan mengerjakan iman di dalam kita [a] dan dengan menyatukan kita dengan Kristus melalui imam itu, dalam panggilan kita yang ampuh [b].
a. Ef. 1:13-14; Yoh. 6:27,30; Ef. 2:8. b. Ef. 3:17; 1Kor. 1:9.
- ‘Panggilan yang ampuh’ itu apa?
Pangilan yang ampuh ialah karya Roh Allah” [a]. Dengannya, Dia meyakinkan kita akan dosa dan kemalangan kita [b], menerangi akan budi kita dalam pengetahuan Kristus [c], dan memperbarui kehendak kita [d], dan dengan demikian mendorong kita dan membuat kita mampu memeluk Yesus Kristus, yang ditawarkan kepada kita dengan cuma-cuma dalam Injil [e].
a. 2Tit. 1:9; 2Tes. 2:13-14. b. Kis. 2:37. c. Kis. 26:18. d. Yeh. 36:26-27. e. Yoh. 6:44-45; Flp. 2:13.
- Kebaikan apa yang dalam ini diperoleh mereka yang dipanggil dengan ampuh?
Mereka yang dipanggil dengan ampuh dalam hidup ini memperoleh bagian dalam pembenaran [a], pengangkatan sebagai anak [b], pengudusan, dan berbagai kebaikan yang dalam kehidupan ini menyertai hal-hal tersebut atau dihasilkan olehnya [c].
a. Rm. 8:30. b. Ef. 1:5. c. 1Kor. 1:26, 30.
- Pembenaran itu apa?
Pembenaran adalah tindakan rahmat Allah yang bebas. Dengannya Dia mengampuni segala dosa kita [a] dan menerima kita sebagai orang yang benar dalam pandangan-Nya [b], hanya karena kebenaran Kristus yang diperhitungkan kepada kita [c] dan yang diterima hanya oleh iman [d].
a. Rm. 3:24-25; 4:6-8. b. 2Kor. 5:19, 21. c. Rm. 5:17-19. d. Gal. 2:16; Flp. 3:9.
- Pengangkatan sebagai anak itu apa?
Pengangkatan sebagai anak adalah tindakan rahmat Allah yang bebas [a]. Dengannya kita terhisap sebagai anak-anak Allah dan berhak menerima semua hak yang mereka miliki [b].
a. 1Yoh. 3:1. b. Yoh. 1:12; Rm. 8;17.
- Pengudusan itu apa?
Pengudusan adalah perbuatan rahmat Allah yang bebas [a]. Dengannya kita diperbarui sebagai manusia seutuhnya, menurut gambar Allah [b], dan dibuat mampu untuk makin lama makin banyak mati bagi dosa dan hidup bagi kebenaran [c].
a. 2Tes. 2:13. b. Ef. 4;23-24. c. Rm. 6:4, 6.
- Kebaikan apa yang dalam kehidupan ini menyertai pembenaran, pengangkatan sebagai anak, dan pengudusan, atau yang merupakan hasilnya?
Kebaikan yang dalam kehidupan ini menyertai pembenaran, pengangkatan sebagai anak, dan pengudusan, atau yang merupakan hasilnya, adalah keyakinan bahwa Allah mengasihi kita, damai dalam hati [a], sukacita oleh Roh Kudus [b], pertambahan anugerah [c], dan ketekunan di dalamnya hingga akhir [d].
a. Rm. 5:1-2, 5. b. Rm. 14:17. c. Ams. 4;18. d. 1Yoh. 5:13.
- Kebaikan apa yang orang percaya terima dari Kristus pada saat kematian mereka?
Pada saat kematian, jiwa orang percaya dibuat kudus secara sempurna [a], dan segera beralih kedudukan yang mulia [b]. Sementara itu, tubuh mereka, yang masih tetap bersatu dengan Kristus [c], mendapat perhentian dalam kubur hingga saat kebangkitan [e].
a. Ibr. 12:23. b. 2Kor. 5:1, 6, 8; Flp. 1:23; Luk. 23:43. c. 1Tes. 4:14. d. Yes. 57:2 e. Ayb. 19:26-27.
- Kebaikan yang orang percaya diterima dari Kristus pada saat kebangkitan?
Pada saat kebangkitan, orang percaya dibangkitkan dalam kemuliaan [a]. Mereka akan diakui dan dihukum bebas pada hari penghukuman [b], dan akan diberi kebahagiaan sempurna serta sukacita penuh di dalam Allah [c] sampai selama-lamanya [d].
a. 1Kor. 15:43. b. Mat. 25:23; 10:32. c. 1Yoh. 3:2; 1Kor. 13:12. d. 1Tes. 4:17-18.
- Tugas kewajiban apa yang pelaksanaannya Allah tuntut dari manusia?
Tugas kewajiban yang pelaksanaanya Allah tuntutan dari manusia ialah ketaatan pada kehendak-Nya yang dinyatakan [a].
a. Mi. 6:8; 1Sam. 15:22.
- Apa yang mula-mula Allah nyatakanlah kepada manusia sebagai pedoman ketaatannya?
Apa yang mula-mula Allah nyatakan kepada manusia sebagai pedoman ketaatannya ialah hukum moral [a].
a. Rom 2:14-15; 10:5.
- Di mana terdapat ringkasan hukum moral itu?
Ringkasan hukum moral terdapat dalam Sepuluh Perintah Allah [a].
a. Ul. 10:4.
- Apa inti Sepuluh Perintah Allah?
Inti Sepuluh Perintah Allah ialah: mengasihi Tuhan, Allah kita, dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap kekuatan, dan dengan segenap akal budi kita, dan mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri [a].
a. Mat. 22:37-40.
- Apa kata-kata pembukaan Sepuluh Perintah Allah?
Kata-kata pembukaan Sepuluh Perintah Allah ialah perkataan ini: “Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan [a].”
a. Kel. 20:2.
- Apa pelajaran bagi kita yang tercantum dalam kata-kata pembukaan Sepuluh Perintah Allah?
Inilah yang diajarkan kepada kita oleh kata-kata pembukaan Sepuluh Perintah Allah: “Allah itu Tuhan dan Allah serta Penebus kita; karena itu kita wajib mematuhi semua perintah-Nya [a].”
a. Luk. 1:74-75; 1Ptr. 1:15-19.
- Apa perintah yang pertama?
Perintah yang pertama ialah, “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku [a].”
a. Kel. 20:3.
- Apa yang dituntut dalam perintah yang pertama itu?
Perintah yang pertama itu menutuntut agar kita mengetahui dan mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya Allah yang sejati, serta Alah kita [a], dan agar kita menyembah serta memuliakan Dia sesuai dengan itu [b].
a. 1Taw. 28:9; Ul. 26:17. b. Mat. 4:10; Mzm. 29:2.
- Apa yang dilarang dalam perintah yang pertama itu?
Perintah yang pertama melarang mengingkari [a] Allah yang benar itu [b], artinya tidak menyembah dan memuliakan Dia sebagai Allah [c], serta Allah kita dan mengalihkan kepada siapapun yang lain ibadah serta kemuliaan yang sepatutnya hanya diberikan kepada Dia saja [d].
a. Mzm. 14:1. b. Rm. 1:20-21. c. Mzm. 81:11-12. d. Rm. 1:25-26.
- Apa yang diajarkan secara khusus kepada kita dalam perkataan, ‘dihadapan-Ku’ dalam perintah yang pertama itu?
Perkataan ‘di hadapan-Ku’ dalam perintah yang pertama itu mengajarkan kepada kita bahwa Allah, yang melihat segala hal, memperhatikan dosa memiliki allah lain dan sangat tidak menyenangi dosa itu [a].
a. Yeh 8:15-18.
- Apa perintah yang kedua?
Perintah yang kedua ialah: “Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku [a].”a. Kel. 20:4-6.
- Apa yang dituntut dalam perintah yang kedua itu?
Perintah yang kedua menuntut agar kita menerima, mematuhi, dan tetap memelihara kemurnian serta keutuhan, seluruh ibadah dan tatanan keagamaan yang telah Allah tetapkan dalam Firman-Nya. [a]
a. Ul. 32:46; Mat. 28:20; Kis. 2:42.
- Apa yang dilarang dalam perintah yang kedua?
Perintah yang kedua melarang menyembah Allah melalui patung dan gambar [a], atau dengan cara lain apa pun yang tidak ditetapkan dalam Firman-Nya [b].
a. Ul. 4:15-19; Kel. 32:5, 8. b. Ul. 12:31-32.
- Apa alasan-alasan yang ditambahkan pada perintah yang kedua itu?
Alasan-alasan yang ditambahkan pada perintah yang kedua ialah, Allah berdaulat atas diri kita [a], Dia adalah Pemilik kita [b], dan Dia cemburu berhubungan dengan ibadah kepada diri-Nya [c].
a. Mzm. 95:2-3, 6. b. Mzm. 45:12. c. Kel. 34:13, 14.
- Apa perintah yang ketiga?
Perintah yang ketiga ialah, “Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan [a].”
a. Kel. 20:7.
- Apa yang dituntut dalam perintah yang ketiga itu?
Perintah yang ketiga menuntut agar kita memakai nama-nama [a], gelar-gelar [b], sifat-sifat Allah [c], tatanan-tatanan yang telah ditetapkan-Nya [d], firman [e], dan karya-karya-Nya [f] secara suci dan dengan penuh hormat.
a. Mat. 6:9; Ul. 28:58. b. Mzm. 68:5. c. Why. 15:3-4. d. Mal. 1:11, 14. e. Mzm. 138:2. f. Ayb. 36:24.
- Apa yang dilarang dalam perintah yang ketiga?
Perintah yang ketiga melarang mencemarkan atau salah menggunakan dengan cara mana pun apa punyang menjadi sarana Allah memperkenalkan diri [a].
a. Mal. 1:6-7, 12; 2:2, 3:14.
- Apa alasan yang ditambahkan pada perintah yang ketiga itu?
Alasan yang ditambahkan pada perintah yang ketiga ialah, mungkin saja orang yang melanggar perintah ini luput dari hukum manusia, namun Tuhan, Allah kita, tidak akan membiarkan mereka luput dari hukum-Nya yang adil [a].
a. 1Sam. 2:12, 17, 22, 29; 3:13; Ul. 28:58-59.
- Apa perintah yang keempat?
“Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya [a].”a. Kel. 20:8-11.
- Apa yang dituntut dalam perintah yang keempat itu?
Perintah yang keempat menuntut agar kita menguduskan bagi Allah waktu-waktu tertentu yang telah ditetapkan-Nya dalam Firman-Nya, khususnya satu hari penuh setiap tujuh hari, agar menjadi hari Sabat yang kudus bagi diri-Nya [a].
a. Ul. 5:12-14.
- Hari apa di antara ketujuh hari yang Allah tetapkan menjadi hari Sabat mingguan?
Dari permulaan dunia hingga kebangkitan Kristus, Allah menetapan hari ketujuh menjadi hari Sabat mingguan; sesudah itu hari pertama, sampai akhir dunia. Hari itu adalah hari Sabat Kristen [a].
a. Kej 2:2-3; 1Ko 16:1, 2; Kis 20:7.
- Bagaimana seharusnya hari Sabat dikuduskan?
Seharusnya hari Sabat dikuduskan dengan cara beristirahat kudus sepanjang hari itu [a], bahkan menghentikan pula kegiatan dan hiburan duniawi yang diperbolehkan pada hari-hari lainnya [b], dan melewatkan seluruh waktu itu dengan beribadat kepada Allah, baik dalam lingkungan umum maupun dalam lingkungan pribadi [c], kecuali waktu yang dibutuhkan untuk keperluan hidup dan perbuatan belas kasih [d].
a. Kel. 20:8, 10; 16:25-28. b. Neh. 13:15-19, 21-22. c. Luk. 4:16; Kis. 20:7; Mzm. 92 (judul); Yes. 66:23. d. Mat. 12:11-12.
- Apa yang dilarang dalam perintah yang keempat?
Perintah yang keempat melarang mengabaikan atau melaksanakan dengan sembarangan dari kewajiban yang dituntut [a], dan melanggar kekudusan hari itu dengan tidak berbuat apa-apa (kemalasan) [b], atau dengan melakukan apa yang dengan sendirinya merupakan dosa [c], atau dengan pikiran, perkataan, atau perbuatan yang tidak perlu, yang berhubungan dengan kegiatan dan hiburan duniawi kita [d].
a. Yeh. 22:26; Am. 8:5; Mal. 1:13. b. Kis. 20:7,9. c. Yeh. 23:38. d. Yer. 17:24-26; Yes. 58:13.
- Apa alasan-alasan yang ditambahkan pada perintah yang keempat itu?
Alasan-alasan yang ditambahkan pada perintah yang keempat ialah, Allah menyediakan enam hari seminggu bagi kita untuk kegiatan kita sendiri [a]; Dia menuntut hari ketujuh sebagai milik khusus-Nya sendiri; teladan-Nya sendiri; pemberkatan hari Sabat oleh-Nya [b].
a. Kel. 20:9. b. Kel. 20:11.
- Apa perintah yang kelima?
Perintah yang kelima ialah, “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu [a].”
a. Kel. 20:12.
- Apa yang dituntut dalam perintah yang kelima?
Perintah yang kelima menuntut agar kita menjaga hormat tiap-tiap orang dan menunaikan segala kewajiban kita terhadap mereka, menurut kedudukan dan hubungan mereka masing-masing sebagai orang yang lebih tinggi [a], orang yang lebih rendah [b], atau orang yang sederajat [c].
a. Ef. 5:21. b. 2Ptr. 2:17. c. Rm. 12:10.
- Apa yang dilarang dalam perintah yang kelima?
Perintah yang kelima melarang mengabaikan atau melakukan perbuatan yang bertentangan dengan kehormatan dan kewajiban yang patut diterima tiap-tiap orang dalam kedudukan serta hubungan mereka masing-masing [a].
a. Mat. 15:4-6; Yeh. 34:2-4; Rm. 13:7-8.
- Apa alasan yang ditambahkan pada perintah yang kelima itu?
Perintah yang ditambahkan pada hukum kelima ialah janji berumur panjang dan kesejahteraan (sejauh bermanfaat bagi kemuliaan Allah dan bagi kebaikan mereka sendiri) bagi semua orang yang berpegang pada hukum ini [a].
a. Ul. 5:16; Ef. 6:2-3.
- Apa perintah yang keenam?
Perintah yang keenam ialah, “Jangan membunuh [a].”
a. Kel 20:13.
- Apa yang dituntut dalam perintah yang keenam itu?
Perintah yang keenam menuntut agar kita berupaya dengan semua cara yang sah untuk memelihara hidup kita sendiri [a] dan hidup orang lain [b].
a. Ef. 5:28-29. b. 1Raj. 18:4.
- Apa yang dilarang dalam perintah yang keenam?
Perintah yang keenam melarang mencabut nyawa kita sendiri, atau nyawa sesama kita dengan cara yang tidak adil, atau apa saja yang cenderung ke situ [a].
a. Kis. 16:28; Kej. 9:6.
- Apa perintah yang ketujuh?
Perintah yang ketujuh ialah, “Jangan berzinah [a].”
a. Kel. 20:14
- Apa yang dituntut dalam perintah yang ketujuh itu?
Perintah yang ketujuh menuntut agar kita menjaga kesucian kita sendiri dan sesama kita dalam hati, bicara, dan kelakuan [a].
a. 1Kor. 7:2-5, 34, 36; Kol. 4:6; 1Ptr. 3:2.
- Apa yang dilarang dalam perintah yang ketujuh?
Perintah yang ketujuh melarang semua pikiran, perkataan, dan perbuatan yang tidak suci [a].
a. Mat. 15:19; 5:28; Ef. 5:3-4.
- Apa perintah yang kedelapan?
Perintah yang kedelapan ialah, “Jangan mencuri [a].”
a. Kel. 20:15
- Apa yang dituntut dalam perintah yang kedelapan?
Perintah kedelapan menuntut agar kita memperoleh dan memajukan kekayaan dan kedudukan lahiriah kita serta orang lain dengan cara yang sesuai dengan hukum [a].
a. Kej. 30:30; 1Tim. 5:8; Im. 25:35; Ul. 22:1-5; Kel. 23:4-5; Kej. 47:14, 20.
- Apa yang dilarang dalam perintah yang kedelapan?
Perintah yang kedelapan melarang apa saja yang mengganggu atau dapat mengganggu dengan cara yang tidak adil kekayaan dan kedudukan lahiriah kita sendiri atau sesama kita [a].
a. Ams. 21:17; 23:20-21; 28:19; Ef. 4:28.
- Apa perintah yang kesembilan?
Perintah yang kesembilan ialah, “Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu [a].”
a. Kel. 20:16.
- Apa yang dituntut dalam perintah yang kesembilan itu?
Perintah yang kesembilan menuntut agar kita mempertahankan dan memajukan kebenaran satu dengan yang lainnya [a], serta nama kita sendiri dan sesama kita [b], khususnya pada kesempatan kita memberikan kesaksian [c].
a. Za. 8:16. b. 3Yoh. 1:12. c. Ams. 14:5,25.
- Apa yang dilarang dalam perintah yang kesembilan?
Perintah yang kesembilan melarang apa saja yang merugikan kebenaran, atau yang dapat merusak nama baik sendiri atau sesama kita [a].
a. 1Sam. 17:28; Im. 19:16; Mzm. 15:3.
- Apa perintah yang kesepuluh?
Perintah yang kesepuluh ialah, “Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu [a].”
a. Kel 20:17.
- Apa yang dituntut dalam perintah yang kesepuluh itu?
Perintah yang kesepuluh menuntut agar kita puas sepenuhnya dengan keadaan kita sendiri [a], seraya mengambil sikap batin yang benar dan ramah terhadap sesama kita dan segala sesuatu yang dipunyainya [b].
a. Ibr. 13:5; 1Tim. 6:6. b. Ayb. 31:29; Rm. 12:15; 1Tim. 1:5; 1Kor. 13:4-7.
- Apa yang dilarang dalam perintah yang kesepuluh?
Perintah yang kesepuluh melarang rasa tidak puas dengan kedudukan kita sendiri [a], iri atau kesal melihat harta sesama kita [b], dan semua kecenderungan hati dan perasaan yang tidak pantas terhadap apa saja yang dimilikinya [a].
a. 1Raj. 21:4; Est. 5:13; 1Kor. 10:10. b. Gal. 5:26; Yak. 3:14, 16. c. Rm. 7:7-8; 13:9; Ul. 5:21.
- Apakah ada manusia yang mampu mematuhi hukum-hukum Allah?
Tidak seorang pun manusia yang fana mampu, sesudah kejatuhan, untuk dalam kehidupan ini mematuhi hukum-hukum Allah secara sempurna [a]. Sebaliknya, orang melanggarnya tiap-tiap hari, dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan [b].
a. Pkh. 7:20; Yoh. 1:18, 10; Gal. 5:17. b. Kej. 6:5; 8:21; Rm. 3:19-21; Yak. 3:2-13.
- Apakah semua pelanggaran Hukum Taurat sama-sama keji?
Beberapa dosa, dalam dirinya dan karena ada faktor-faktor yang memberatkan lebih keji dalam pandangan Allah daripada dosa-dosa lain [a].
a. Yeh. 8:6, 13, 15; 1Yoh. 5:16; Mzm. 78:17, 32,56.
- Apakah ganjaran yang layak diterima oleh tiap-tiap dosa?
Tiap-tiap dosa layak diganjar murka dan kutuk Allah, baik dalam kehidupan ini maupun dalam kehidupan yang akan datang [a].
a. Ef. 5:6; Gal. 3:10; Rat. 3:39; Mat. 25:41.
- Apa yang Allah tuntut dari kita, agar kita luput dari murka dan kutuk-Nya yang layak menimpa kita karena dosa?
Agar kita luput dari murka dan kutuk yang layak menimpa kita karena dosa, Allah menuntut dari kita agar kita percaya kepada Yesus Kristus, bertobat menempuh kehidupan baru [a], serta rajin menggunakan semua sarana lahiriah yang Kristud gunakan untuk menyampaikan kepada kita segala kebaikan yang merupakan hasil penebusan-Nya [b].
a. Kis. 20:21. b. Ams. 2:1-5; 8:33-36; Yes. 55:3.
- Apa itu “percaya kepada Yesus Kristus”?
Percaya kepada Yesus Kristus ialah anugerah yang menyelamatkan [a], yang membuat kita menerima Dia saja dan bertumpu pada Dia saja untuk keselamatan, sebagaimana Dia ditawarkan kepada kita dalam Injil [b].
a. Ibr. 10:39. b. Yoh. 1:12; Yes. 26:3-4; Flp. 3:9; Gal. 2:16.
- Apa itu “bertobat menempuh kehidupan baru”?
Bertobat menempuh kehidupan baru adalah ialah anugerah yang menyelamatkan [a] yang membuat seorang berdosa sungguh-sungguh menyadari dosanya [b], dan memahami rahmat Allah di dalam Kristus [c], sehingga ia menyesali dan membenci dosanya, serta berbalik dari dosa itu kepada Allah [d], dengan maksud mencapai dan mengejar ketaatan yang baru [e].
a. Kis. 11:18. b. Kis. 2:37-38. c. Yl. 2:12; Yer. 3:22. d. Yer. 31:18-19; Yeh. 36:31. e. 2Kor. 7:11; Yes. 1:16-17.
- Apa sarana-sarana lahiriah dan biasa yang Kristus gunakan untuk menyampaikan kepada kita segala kebaikan yang merupakan hasil pekerjaan penebusan-Nya?
Sarana-sarana lahiriah dan biasa yang Kristus gunakan untuk menyampaikan kepada kita segala kebaikan yang merupakan hasil pekerjaan penebusan-Nya ialah: tatanan-tatanan yang telah ditetapkan-Nya, khususnya firman Tuhan, sakramen-sakramen, dan doa [a]. Semua itu dibuat berhasil guna bagi orang-orang pilihan demi keselamatan mereka.
a. Mat. 28:19-20; Kis. 2:42, 46-47.
- Bagaimana firman Tuhan dibuat berhasil guna demi keselamatan?
Roh Allah membuat pembacaan firman Tuhan, khususnya pemberitaan firman Tuhan, menjadi sarana yang berhasil guna untuk membuat orang berdosa yakin dan bertobat, dan membangun mereka supaya mereka semakin suci dan terhibur oleh iman, demi keselamatan [a].
a. Neh. 8:8; 1Kor. 14:24-25; Kis. 26:18; Mzm. 19:9; Kis. 20:32; Rm. 15:4; 2Tim. 3:15-17; Rm. 10:13-17; 1:16.
- Bagaimana firman Tuhan perlu dibaca dan didengar agar berhasil guna demi keselamatan?
Agar firman Tuhan berhasil guna demi keselamatan, kita perlu memperhatikannya dengan cermat [a], dengan mempersiapkan diri [b] dan berdoa [c], menerimanya dengan iman dan kasih [d], menyimpannya dalam hati kita [e], dan mempraktikkannya dalam kehidupan kita [f].
a. Ams. 8:34. b. 1Ptr. 2:1-2. c. Mzm. 119:18. d. Ibr. 4:2. e. 2Tes. 2:10. f. Mzm. 119:11. g. Luk. 8:15; Yak. 1:25.
- Bagaimana sakramen-sakramen menjadi sarana-sarana keselamatan yang berhasil guna?
Sakramen-sakramen menjadi sarana-sarana keselamatan yang berhasil guna, bukan karena di dalamnya atau di dalam tokoh yang melayankannya terdapat kekuatan tertentu [a], melainkan karena pemberkatan oleh Kristus semata-mata dan karena karya Roh-Nya dalam diri mereka yang menerima sakramen-sakramen itu dengan iman [b].
a. 1Ptr. 3:21; Mat. 3:11; 1Kor. 3:6-7. b. 1Kor. 12:13.
- Apa itu sakramen?
Sakramen adalah upcara gerejawi yang telah ditetapkan oleh Kristus. Olehnya, Kristus dan segala kebaikan perjanjian baru digambarkan, dimeteraikan, dan dijadikan milik orang-orang percaya melalui tanda-tanda yang kelihatan [a].
a. Kej. 17:7,10; Kel. 12; 1Kor. 11:23, 26.
- Mana sakramen-sakramen Perjanjian Baru?
Sakramen-sakramen Perjanjian Baru ialah baptisan[a] dan perjamuan kudus.[b]
Mat. 28:19. b. Mat. 26:26-28.
- Apa itu baptisan?
Baptisan adalah suatu sakramen. Di dalamnya pembasuhan dengan air, dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus [a], menandakan dan memeteraikan pencangkokan kita pada Kristus, mengambil bagian dalam segala kebaikan pernjanjian anugerah [b], dan berjanji menjadi milik Tuhan [c].
a. Mat. 28:19. b. Rom. 6:4; Gal. 3:27.
- Kepada siapa baptisan harus dilayankan?
Baptisan jangan asal dilayankan kepada siapa saja orang yang berada di luar Gereja yang kelihatan, sebelum mereka mengaku percaya dan taat kepada Kristus [a]. Akan tetapi, anak-anak para anggota Gereja yang kelihatan harus dibaptis [b].
a. Kis. 8:36-37; 2:38. b. Kis. 2:38-39; Kej. 17:10 bersama Kol. 2:11-12; 1Kor. 7:14.
- Apa itu perjamuan kudus?
Perjamuan kudus adalah suatu sakramen. Di dalamnya kematian-Nya diberitakan, dengan cara memberikan dan menerima roti dan anggur, sesuai dengan pesan Kristus. Dan mereka yang menerimanya dengan cara yang layak dibuat mengambil bagian dalam tubuhnya dan darah-Nya, bersama segala kebaikan-Nya, bukan dengan cara badaniah dan jasmani, melainkan melalui iman. Dengan demikian mereka diberi makan secara rohani dan bertumbuh dalam anugerah [a].
a. 1Kor. 11:23-26; 10:16.
- Apa yang dituntut dari manusia agar ia menerima perjamuan kudus dengan cara yang layak?
Yang dituntut dari mereka yang ingin turut merayakan perjamuan kudus dengan cara yang layak, ialah agar mereka menguji dirinya berhubung dengan pengetahuan yang membuat kita sanggup mengakui Tuhan [a], dengan iman yang membuat mereka mencari makan pada-Nya [b], dengan pertobatan [c], kasih [d], dan ketaatan yang baru [e], agar mereka tidak mendatangi perjamuan itu dengan cara yang tidak layak sehingga dengan makan serta minum mereka mendatangkan hukuman atas dirinya [f].
a. 1Kor. 11:28-29. b. 2Kor. 13:5. c. 1Kor. 11:31. d. 1Kor. 10:16-17. e. 1Kor. 5:7-8. f. 1Kor. 11:28-29.
- Apa itu doa?
Doa adalah mempersembahkan kepada Allah [a] keinginan kita untu menerima hal-hal yang sesuai dengan kehendak-Nya [b], dalam nama Kristus [c], disertai pengakuan dosa kita [d] dan pengucapan syukur atas segala kemurahan-Nya [e].
a. Mzm. 62:9. b. 1Yoh. 5:14. c. Yoh. 16:23. d. Mzm. 32:5-6; Dan. 9:4. e. Flp. 4:6.
- Pedoman apa yang telah Allah berikan kepada kita untuk membimbing kita dalam hal doa?
Seluruh firman Allah berguna untuk membimbing kita dalam hal doa [a]. Akan tetapi, pedoman khusus untuk membimbing kita ialah rumus doa yang telah Kristus ajarkan kepada murid-murid-Nya, dan yang biasanya disebut Doa Bapa Kami [b].
a. 1Yoh. 5:14. b. Mat. 6:9-13 bersama Luk. 11:2-4.
- Apa pelajaran yang tercantum bagi kita dalam kata-kata pembukaan Doa Bapa Kami?
Kata-kata pembukaan Doa Bapa Kami, yaitu “Bapa kami yang di surga [a],” mengajar kita menghampiri Allah dengan rasa hormat dan percaya yang suci, bagaikan anak-anak mendekati ayah yang sanggup dan rela menolong kita [b], dan mengajar kita berdoa bersama dan untuk orang-orang lain [c].
a. Mat. 6:9 b. Rm. 8:15; Luk. 11:13. c. Kis. 12:5; 1Tim. 2:1-2.
- Apa yang kita doakan dalam permohonan yang pertama?
Dalam permohonan yang pertama, yaitu “Dikuduskanlah nama-Mu [a],” kita berdoa agar Allah sudi membuat kita dan orang-orang lain sanggup memuliakan Dia dalam segala hal yang dipakai-Nya untuk memperkenalkan diri [b], dan agar Dia mengatur semua hal demi kemuliaan-Nya sendiri [c].
a. Mat. 6:9. b. Mzm. 67:3-4. c. Mzm. 83.
- Apa yang kita doakan dalam permohonan yang kedua?
Dalam permohonan yang kedua, yaitu “Datanglah Kerajaan-Mu” [a] kita berdoa agar kerajaan Iblis dihancurkan [b] dan kerajaan anugerah maju [c], agar kita sendiri dan orang-orang lain dimasukkan ke dalamnya dan dibuat tetap bertahan di dalamnya [d], dan agar kedatangan kerajaan kemuliaan dipercepat [e].
a. Mat. 6:10. b. Mzm. 68:1, 18. c. Why. 12:10-11. d. 2Tes. 3:1; Rm. 10:1; Yoh. 17:9, 20. e. Why. 22:20
- Apa yang kita doakan dalam permohonan yang ketiga?
Dalam permohonan yang ketiga, yaitu “Jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di surga [a],” kita berdoa agar Allah, oleh rahmat-Nya, membuat kita sanggup dan rela mengenal serta menaati kehendak-Nya dan takluk pada kehendak itu dalam semua hal [b], sama seperti malaikat di surga [c].
a. Mat. 6:10. b. Mzm. 67; Mzm. 119:36; Mat. 26:39; 2Sam. 15:25; Ayb. 1:21. c. Mzm. 103:20-21.
- Apa yang kita doakan dalam permohonan yang keempat?
Dalam permohonan yang keempat, yaitu “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya [a],” kita berdoa agar kita dapat emnerima, sebagai anugerah Allah yang cuma-cuma, jatah yang layak dari segala hal yang baik dalam kehidupan ini, dan bersamanya menikmati berkat-Nya [b].
a. Mat. 6:11. b. Ams. 30:8; Kej. 28:20; 1Tim. 4:4-5.
- Apa yang kita doakan dalam permohonan yang kelima?
Dalam permohonan yang kelima, yaitu “Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami [a],” kita berdoa agar Allah, demi Kristus, sudi mengampuni segala dosa kita [b]. Kita malah dibuat lebih berani memohonnya, karena oleh rahmat-Nya kita dijadikan mampu sungguh-sungguh mengampuni orang lain [c].
a. Mat. 6:12 b. Mzm. 51:2-3, 8, 10; Dan. 9:17-19. c. Luk. 11:4; Mat. 18:35.
- Apa yang kita doakan dalam permohonan yang keenam?
Dalam permohonan yang keenam, yaitu “Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat [a],” kita berdoa agar Allah mencegah kita dicobai untuk berdosa [b], atau mendukung dan melepaskan kita bila kita dicobai [c].
a. Mat. 6:13. b. Mat. 26:41. c. 2Kor. 12:7-8.
- Apa pelajaran yang tercantum bagi kita dalam kata-kata penutup Doa Bapa Kami?
Kata-kata penutup Doa Bapa Kami, yaitu “Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin [a],” mengajar kita untuk menimba keberanian dalam doa hanya dari Allah saja,[b] dan untuk memuji Dia [c] dalam doa-doa kita, seraya mengakui bahwa kerajaan kuasa, dan kemuliaan hanya ada pada Dia. Dan sebagai peneguhan keinginan kita, dan keyakinan kita akan didengar, kita mengatakan, “Amin [d].”
a. Mat. 6:13. b. Dan. 9:4, 7-9, 16-19. c. 1Taw. 29:10-13. d. 1Kor. 14:16; Why. 22:20-21.